Minggu, 21 Agustus 2016

SDN 30 RANTAU BAYUR AKAN BERALIH FUNGSI



Jumlah siswa SDN 30 Talang Balam Desa Srijaya Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin terus mengalami penurunan. Sangat berbeda dengan beberapa tahun silam dimana jumlah siswanya cukup lumayan untuk sebuah SD di pedesaan. 

Kepala SDN 30 Rantau Bayur Sulik membenarkan bahwa jumlah siswa mereka makin berkurang. Tahun Pelajaran 2016/2017 ini siswa yang diterima pada kelas 1 hanya 2 (dua) siswa saja. Bahkan dia mengatakan, "Kondisi ini akan berakibat SDN 30 ditutup karena tidak mencukupi beban kerja minimal setiap guru, sehingga dikhawatirkan para guru tidak memperoleh tunjangan profesi, imbasnya saat ini guru-guru sedang berikhtiar usul pindah tempat tugas." Ujar Sulik.

Ada desas-desus SDN 30 akan dijadikan tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Terkait dengan desas-desus ini Kadus Talang Balam Srijaya Yan mengatakan, "Masyarakat sangat khawatir dengan situasi ini, apo lagi kalu SD ini cuma nak di jadike PAUD, kami sulit nerimonyo karno fungsi sarana prasarananyo dikhawatirkan dak terurus, dan anak siapo nian nak jadi murid PAUD disinini." ungkap Yan. 

Lain lagi dengan Kepala Desa Srijaya Sobri Udin, dia mengatakan seandainya SDN 30 tidak berfungsi lagi bisa saja di fungsikan sebagai kantor camat pemekaran kecamatan Rantau Bayur yang relatif masih sulit dijangkau oleh masyarakat sekitar Desa Srijaya.

Kepala UPTD Kecamatan Rantau Bayur H. Sarjono ketika dikonfirmasi via telepon juga membenarkan adanya kemelut ini, dia mengatakan untuk sementara waktu mereka akan meneruskan terlebih dahulu proses pendidikan yang sedang berlangsung. Menurutnya belum ada rencana pasti mau dijadikan apa SDN 30 ini jika tidak berfungsi lagi.


Diperkirakan biang penurunan jumlah siswa tersebut adalah berdirinya SDN 38 di Dusun Sinar Baru Rantau Bayur yang berjarak sekitar 2 kilometer dari SDN 30. Adanya SDN 38 ini praktis menarik banyak siswa kesana, karena sebagian besar siswa SDN 30 selama ini berdomisili lebih dekat ke SDN 38.

Sementara itu, pemerhati pendidikan sekaligus putra daerah Srijaya Drs. Iskandar, M.Si ketika dimintai keterangan sehubungan dilema ini mengatakan, "semua pihak yang berkepentingan hendaknya turun tangan melihat secara langsung dan memberikan solusi terhadap keberadaan sistem pendidikan di sekolah ini." tandasnya.

Menurut Iskandar, "sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam pengelolaan lembaganya, tetapi dalam mengambil keputusan hendaknya dilakukan secara partisipatif dengan mengikut sertakan peran masyarakat sebesar-besarnya."

Terkait keinginan masyarakat ingin mengubah fungsi sekolah, katakanlah dari SD menjadi PAUD, menjadi SMA, menjadi Kantor Camat, atau mau dijadikan apa saja asalkan memiliki peran penting bagi pelayanan masyarakat, tidak menjadi masalah kalau memang semua pihak tadi sudah sepakat. 

"Tolong juga dipetimbangkan, bahwa kondisi ini jangan dibiarkan berlarut terlalu lama tanpa ada solusi, sebab yang menjadi korban adalah para siswa, yang akan meneruskan pembangunan bangsa ini, tolong selamatkan mereka yang masih tersisa, kalau mereka mau dipindahkan ke SDN 38 jarak tempuhnya sangat jauh, sehingga berpotensi putus sekolah. Kepada semua guru dan orang tua siswa teruslah bersemangat dan bersabar, kenyataan ini terlalu pahit, tapi yakinlah Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-hambanya yang tidak mampu mengatasinya" pungkasnya. (Isk).


MANDI DI SUNGAI PEJAYO


Mandi disungai merupakan bagian penting dari kehidupan warga yang berdomisili di seputaran Desa Srijaya (Pejayo) Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin. Hampir semua warga memanfaatkan air sungai untuk kegiatan yang satu ini.

Sebelum mandi, sebagian warga menikmati pemandangan aliran sungai, para nelayan, lalu lintas perahu petani, tempel, kapal-kapal kecil, ketek, dan merasakan desiran angin sungai. Sesekali terlihat burung elang menukik menangkap mangsanya.


Air sungai merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat untuk dikonsumsi sebagai air minum atau memasak, meski belum ada penelitian ambang batas kesehatan. Ini adalah indikator bahwa air sungai di sekitar Srijaya belum tercemar dengan PH dapat ditoleransi oleh tubuh manusia.

Bagi yang belum pernah menikmati mandi disini, cobalah sekali-sekali. Tapi harus berhati-hati karena semakin ketengah semakin dalam dengan arus yang cukup menantang. Bagi yang tidak bisa berenang cukup mandi di BONG saja menggunakan gayung. (Isk).