Minggu, 05 Oktober 2014

PROFIL DESA SRIJAYA




Desa Srijaya berada di kawasan Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Sebuah desa tua yang dulunya mengandalkan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan.

Desa ini sering luput dari perhatian lantaran letak geografisnya agak sulit dijangkau. Hal inilah yang menjadi biang keterlambatan pengembangan dan peningkatan kualitas kehidupan penduduknya. 



A. Sejarah 

Tidak ada yang tahu secara persis tahun berapa desa ini dididirikan, bukan hanya desa Srijaya ini saja, namun semua desa yang ada disekitarnya pun demikian, termasuk Sejagung, Arisan Musi, Bentaian, Kemang Bejalu, Kemiri, dan lain-lain, bahkan Ibu kota Kecamatan pun tidak ada catatan resmi yang menyatakan tahun berdirinya.

Namun dari berbagai informasi yang berhasil digali dari pemangku adat setempat bahwa desa ini dulu disebut sebagai KAMPUNG KAJAYO, berubah menjadi PERJAYO, kemudian berubah menjadi SERIDJAJA, dan terakhir menjadi Desa SRIJAYA. Dulunya dipimpin oleh seorang KERIO dan seorang PENGGAWA. Dengan adanya perubahan peraturan tentang perangkat desa, maka Kampung tadi berubah namanya menjadi desa yang dipimpin oleh Kepala Desa dan seorang sekretaris, beberapa Kadus serta beberapa Ketua RT.

Diperkirakan desa ini berdiri pada zaman penjajahan Belanda dan masih berbentuk hutan, mulanya dihuni oleh dua keluarga yang merantau dari Kampung Tebing Abang, yakni H. Kehe dan dan H. Nangtjik. Terbukti bahwa hampir semua wilayah itu sekitar tahun 1973 dikuasai oleh anak cucu dua keluarga ini. Sampai saat ini zuriat keturunannya masih banyak berada didesa ini.

Baru setelah zaman kemerdekaan, desa ini didatangi oleh penduduk baru yang berniat untuk bertani. Mereka sebagian besar berasal dari Ogan Ilir seperti Meranjat, Beti, Pemulutan, Pegagan, Benawa, dan lain-lain.

Masih menurut pemangku adat, bahwa kampung ini dulunya diatur oleh tetua kampung H. Kehe, yang tak lain uwak pemangku adat. Kemudian diteruskan oleh Kerio Dul, dilanjutkan oleh Kerio Ya'kub dengan seorang Kepala Kampung (Penggawa) Muhammad bin H. Nangtjik.

Selanjutnya berubah menjadi Desa. Pada awalnya Desa ini dipimpin oleh Dencik Aman. Setelah habis masa jabatannya digantikan oleh Mashur. Lalu di pimpin oleh Amir Hamzah, dilanjutkan oleh Maliyan dan terakhir Hasanal.


B. Letak Geografis

Desa Srijaya berada di tepian Sungai Musi. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sungai Naik, sebelah barat dengan desa Bentaian, sebelah selatan berbatasan dengan desa Arisan Belida, dan sebelah timur berbatasan dengan desa Sejagung. 

Keistimewaan desa ini adalah dapat dijangkau dengan dua rute, yakni rute sungai dan rute darat. Untuk rute sungai, jarak tempuh antara kota Palembang dengan desa ini diperkirakan 35 kilometer.  Jika   mengendarai motor sungai dapat ditempuh sekitar 4 jam dan  jika menggunakan motor tempel memerlukan waktu  lebih kurang 45 menit.

Jika melalui jalur darat, perjalanan dimulai dari pintu gerbang BPTU Sembawa dan berakhir di dusun Talang Balam. Namun ketika musim hujan, perjalanan harus ekstra hati-hati, karena bisa saja terjebak dalam lumpur. Jarak tempuh sekitar 8 KM dengan lama perjalanan lebih kurang 45 menit.

Sesampai di Talang Balam, mobil dititipkan di tempat penitipan, sedangkan untuk yang bersepeda motor dapat naik langsung ke motor ketek dan menyeberang dengan ketek itu sekitar 5 sampai 10 menit.

Untuk hal-hal yang berurusan ke Kantor Camat Rantau Bayur, Polsekta, KUA, Bank, dan lain-lain, jika melewati rute darat menjadi sangat sulit dijangkau karena rute yang dilalui berbelit-belit dan tragisnya harus melewati satu kecamatan lain terlebih dahulu yakni kecamatan Sembawa. Sedangkan kalau melalui jalur sungai tidak ada sama sekali TRANSPORTASI UMUM penghubung Desa Srijaya ke Rantau Bayur. (Isk).










11 komentar:

  1. Berdasarkan penelusuran kami keturunan ke 5 dari Hulu Balang Dano Mayo :
    Di sekitar tahun 1820 terjadi. Penyerangan di Kesultanan Palembang hingga terjadi pertempuran2 yg mengakibatkan banyak hilubalang gugur diantaranya Kemas Dano Mayo gugur di kapal perang kemudian tikar dan pakaiannya dimakamkan di perahu tengkurap Bom Baru..pada thn 1995an makam tersebut masih ada dan tertulis Dano Mayo, namun pd thn 2014 kami lihat namanya sudah tdk ada lagi, ini dimungkinkan oleh keturunannya tdk diurus..krn terus menerus terjadi pertempuran terus menerus sehinga org kesultanan banyak lari ke hutan dan bermukim disana..diantaranya anak2 Kemas Dano Mayo yaitu Khotib( H.M.Akib) sering disbut ketib, yg pada saat itu sangat disegani dan dikagumi..dan membentuk suatu perkampungan di Tebing Abang..pinggir sungai musi yg makamnya masih ada dan telah kami pugar, dari H.M Akib anak2nya ada 4 anak utk istri pertama (konon ceritanya banyak Istri diantaranya pr org Belida dan Meranjat).anaknya tersebut diantaranya H. kehe, yai itam (maaf lupa namanya krn silsila yg kubuat ada di laptop yg saat ini tinggal di jakarta..insyaAllah setelah pulang tak uploud) dan Hj. Bunaya.
    Hj. Bunaya Bersuamikan org Rengas bernama H.Nangcik..
    Nah H Kehe diamanatkan utk tinggal dan bangun desa Srijaya sedangkan H.Nangcik berdagang dan buka kebun di Talang Balam
    Kemudian org oki berdatangan diantaranya dari Meranjat, Beti, pegagan dll. Tetakhir keturnan H. Nangcik diangkat Penggawa..bernama Muhammad alm yg anak sulungnya bernama Iskandar yg skrg kepala sekolah Mts Pakjo Palembang...kemudian Zainal kepala Desa Srijaya Keturunan dari H Kehe,,Guntur Kepala Sekolah SD srijaya keturunan Yai Itam..,
    Mohon maaf bagi paman, bini. Wak, kakak n ayuk bila dan seluruh zuriat Kemas Dano Mayo...
    Suatu catatan kecil :
    Zuriyat HM.Akib skrg bertebaran dimana mana, yg sepengetahuan saya ;
    Di Bangka : Irawan bin khomid (Polisi), Murni bin bakof (Dr meranjat) Pensiunan Timah dll.
    Jambi : dari H Kehe
    Batam : Almeru bi khomid (Istri dr Meranjat)
    Jakarta : Fahrul dll dr yai itam,,,
    Utk di Palembang menyebar yg tdk bisa disebutkan satu persatu,.
    Mhn maaf pd zuriat H M Akib bila lalai sebutkannya atau salah...silsila sudah saua buat nmn perlu perbaikan dan partisipasinya...

    Wassalam,

    Sahlan efendi, S,H.,M.H bin Ujang Adnan bin Hj Bunaya ( H.Nangcik) bin H.M Akib bin Kemas Dano mayo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ceritakan kalau udah pulang,
      Saya keponakan mamang, anaknya Lammani

      Hapus
  2. Penasaran,galih lebih dalam

    BalasHapus
  3. Penasaran,galih lebih dalam

    BalasHapus
  4. Cari cari di google ternyata desaku ada sejarah,

    BalasHapus
  5. Alhamdulilah pejayo masuk google

    BalasHapus
  6. Barakallahu..
    Semoga ada sejarah yg lebih mendalam tentang dusun kejayo iko

    BalasHapus
  7. Setelah maliyan jabatan kades selanjutnya adalah sobri udin baru kemudian hasanal

    BalasHapus
  8. Alhmdllh..... 💪💪💪👍👍👍👍

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus